9 Sikap & Tindakan Wali Santri yang Akan Merusak Proses Pendidikan Karakter Gontory


Tidak diragukan banyak sekolah terbaik di Indonesia, juga banyak Pesantren terbaik di Indonesia tapi ada satu yang utama yang membedakan Gontor dengan sekolah atau pesantren terbaik lainnya, yang bisa jadi sulit dikejar atau disamai karena mesti melalui proses penggodokan yang tidak instan, yaitu PENDIDIKAN KARAKTER. 

Bisa jadi ada yang mengatakan kalau pendidikan karakter semua sekolah lain juga ada! Betul tapi Gontor berhasil menggabungkan minimal 3 tipe karakter utama sekaligus yaitu Nasionalis, Islamis Moderat (Wasathon) dan Survival LifeSkill

Pendidikan karakter nasionalis biasanya diterapkan disekolah-sekolah militer atau semi militer. Outputnya diharapkan alumninya menjadi garda bangsa yang menjadi pembela terdepan untuk kepentingan nasional atau bangsa. Dan salah satu media militer berkesempatan meliput dan ingin membuktikan sisi nasionalis Gontor ini saat perhelatan 90 tahun Gontor dan kesimpulannya: Gontor merupakan sekolah yang menerapkan karakter nasionalis terbaik di Indonesia (Baca artikelnya di sini).

Karakter Islami Moderat ditonjolkan di Gontor dengan slogan "Berdiri di atas dan untuk semua Golongan". Silahkan sebut semua organisasi Islam yang ada di Indonesia, misalnya yang besar-besar: NU, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, Mathlaul Anwar, Nahdatul Wathon dll,semua organisasi-organisasi itu pernah menitipkan kader-kadernya mengecap pendidikan di Gontor. Dan Gontor satu-satunya yang bisa mencetak kader-kader pemimpin organisasi islam terbesar di Indonesia yang secara fiqh berbeda. Itu karena pendidikan karakter islam wasathonnya.

Sedangkan pendidikan karakter survival diterapkan dalam pengembangan kemampuan lifeskill. Survival Lifeskill bukan berarti persis sama dengan jika kita menempatkan orang di hutan kemudian dia dapat hidup dengan memanfaatkan alam. Seperti itu tapi lebih rasionalistis (karena kita tidak lagi hidup di hutan lah! 😁 ✌) dengan memberikan atau memunculkan sikap-sikap utama dalam kepribadian seperti Kepercayaan Diri, Kesederhanaan, Mampu menempatkan diri, Siap jika diamanahkan dalam posisi dan tempat manapun, disiplin, kejujuran, kepedulian dan kepekaan sosial dan karakter-karakter membangun lainnya.

Maka jangan heran jika produk Gontor tidak semuanya ahli agama sebagaimana kekhasan sebuah pesantren. Benar kita bisa temukan banyak ulama dari alumni Gontor, tapi kita juga bisa menemukan para politisi, pemimpin partai, pedagang sukses, motivator ulung, penulis sukses, tentara, guru, dosen, rektor, wirausahawan, bahkan bisa jadi pedagang kecil dan pengangguran sukses (😁), dll. (yang terakhir bercanda yang tepat: pejuang pelamar kerja 😁).

Dan semua usaha Gontor dalam mendidik dengan pendidikan karakter terbaik itu bisa RUSAK dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, salah satunya karena kita WALISANTRI ikut andil dalam merusaknya dengan sikap dan perbuatan yang dilakukan tanpa sadar bahwa sikap dan perbuatan itu tidak tepat. Maka jangan heran jika kita masih bisa melihat beberapa oknum alumni tidak dalam harapan sebagaimana yang diharapkan pondok.

Penulis mencatat setidaknya ada 9 sikap dan perbuatan walisantri yang bisa merusak proses pendidikan karakter Gontor. Dan ..... itu akan disampaikan besok ya, hehehe karena kepanjangan. punten pisan 🙏🙏🙏🙏🙏. Nantikan artikel selanjutnya di walsantornews.blogspot.com

Comments