UN dan Ujian Akhir Kelas 6 Gontor, Apa Bedanya?



Santri Akhir kelas 6 Pondok modern Darusalam Gontor baru saja menyelesaikan rentetan ujian akhirnya pada pekan ke tiga bulan kemarin. Sedangkan kelas 3 sekolah Umum SMA dan sederajat sedang melaksanakan Ujian Nasional akhir yang dimulai 1 April kemaren.

Kedua-duanya adalah ujian akhir yang akan menandakan akhir proses belajar di kelas untuk siswa tingkat atas atau santri kelas 6. Kedua macam ujian ini memberikan pelajaran berharga bagi siswa/santri akhir masing-masing tipe institusi pendidikan: Sekolah Umum dan Pesantren (Modern), yang proses dan metode yang berbeda yang bisa jadi akan membawa efek berbeda pula.

Tulisan ini tidak dimaksudkan mengangkat suatu metode ujian dan menjatuhkan metode lainnya. Yang diangkat sebatas fakta dan memberikan kebebasan pembaca untuk menentukan mana yang terbaik.

Ujian Akhir Gontor
Ujian tulis merupakan ujian tahap terakhir dari rentetan ujian lainnya. Ujian ini menjadi sangat penting karena ia merupakan salah satu –bukan satu-satunya– penentu kelulusan di Gontor. Karena sebelumnya mereka harus melewati bermacam-macam ujian yang telah berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Bahkan sebelum mengikuti ujian ini, enam bulan yang lalu, mereka telah mengikuti ujian tulis gelombang pertama yang dikhususkan untuk pelajaran-pelajaran umum dan beberapa pelajaran berbahasa Arab (tamrin lughah, mahfudhat, mawarits, imla) yang mereka pelajari sejak kelas satu. Hasil dari ujian tersebut juga menentukan kelulusan. Dan dalam ujian tulis ini tidak ada soal yang memiliki pola multiple choice atau pilihan ganda, semuanya essay. Sistem seperti ini menuntut kesiapan mutlak. Jadi persiapan belajar adalah nyawa itu sendiri dalam ujian Gontor.

Bulan sebelumnya, mereka juga telah menyelesaikan ujian attarbiyah al-‘amaliyah (praktik mengajar). Ujian ini harus dilewati siswa akhir untuk mengasah kemampuan mengajar yang memang menjadi salah satu kompetensi wajib yang harus dimiliki alumni Gontor. Sehingga begitu menamatkan pendidikan di Gontor, mereka mampu mengajar di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Setelah mengikuti ujian attarbiyah al-‘amaliyah, seluruh siswa akhir KMI juga harus merampungkan ujian syafahi (ujian lisan) selama kurang lebih 10 hari yang telah diadakan beberapa minggu yang lalu. Pada ujian tersebut, setiap siswa diuji secara lisan dalam pelajaran bahasa Arab (ta’bir, muthala’ah, nahwu, sharf, balaghoh, tarikh adab lughah, mahfudhat), bahasa Inggris (reading, grammar, conversation), fiqh, ushul fiqh, tauhid, tarbiyah, al-Qur’an, dan tentu saja kepondokmodernan (ilmu tentang pondok dengan segala nilai, jiwa, sistem, dan filsafat hidupnya). Sistem ujiannya pun unik yaitu satu santri dikompetisikan langsung dengan satu santri lainnya' Yang mana jika salah satu santri tidak bisa menjawab maka pertanyaan itu diberikan kepada "lawannya". Dan itu berlangsung dari ujian pertama hingga akhir
Total jumlah mata pelajaran yang diujikan lebih dari 50 pelajaran dengan buku referensi yang lebih dari 100.

Baca Juga



Ujian seperti ini bisa jadi tidak pernah dilaksanakan di sekolah-sekolah umum. Tapi di Gontor, telah menjadi menu wajib bagi seluruh siswa, bahkan sejak mereka pertama kali menginjakkan kaki di Gontor, ujian model ini telah dilaksanakan.

Setelah selesai ujian, nafas lega santri Gontor tidak bisa sepenuhnya keluar. Rentetan kegiatan pun menantinya, yang ternyata memiliki saham juga untuk penentuan kelulusan. Karena setelah itu, mereka masih harus mengikuti berbagai macam kegiatan (baca: ujian) yang juga ikut menentukan kelulusan. Di antaranya adalah; membuat karya ilmiah, economic study tour, membatu panitia ujian akhir tahun untuk kelas 1 s.d. 5, pembekalan-pembekalan dan training yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan nanti, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Dan nafas lega baru akan terlampiaskan (atau bahkan kembali tertelan, na'udzubillah) di saat momen yang dinamakan Yudisium. Saat yudisium ini diumumkan kelulusan dan juga penempatan alumni baru untuk tugas pengabdian wajib satu tahun.

Dan terakhir ijazah baru akan diberikan setelah proses pengabdian selesai dengan syarat tidak ada pelanggaran prosedur.

Dan saat kelulusan biasanya ditandai dengan sujud syukur dan juga tangis bahagia. Jauh dari euphoria karena sesungguhnya akhir dari ujian akhir Gontor adalah awal perjuangan lain.

Poin Penting
- Semua kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa akhir dengan penuh penjiwaan dan disiplin yang tinggi.
- Sistem dibuat dengan tidak memberi kesempatan untuk berlaku curang atau mencontek, mulai dari teknis ujian, pengawasan, pemeriksaan hasil ujian dan juga sanksi yang no excuse untuk kecurangan ujian.
- Tidak hanya murid, guru dan direktur KMI, bahkan pimpinan pondok pun, juga terlibat dalam pelaksanaan ujian ini. Sehingga ujian akhir di Gontor berjalan dengan jujur, tertib dan sistematis.
- Semua terkondisikan dalam miliu belajar yang kondusif dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan sportivitas. Jangan bertanya apakah ada contek massal di Gontor, seperti yang belakangan ini marak terjadi pada Ujian Nasional di berbagai daerah. Hal itu jelas-jelas teramat sulit ditemui. Jangankan contek massal, contek personal-pun merupakan sebuah aib besar yang sangat jarang terjadi di Gontor.
- Lebih dari itu, sebenarnya, ujian yang dijadikan alat ukur untuk menentukan kelulusan siswa KMI bukanlah ujian lisan atau tulis (saja) yang sekarang sedang diikuti, tetapi seluruh track record siswa selama mereka belajar di Gontor. Track record yang tidak hanya mencakup sisi akademik santri, tapi juga ibadahnya, mental attitude-nya, kedisiplinannya, dan ketrampilannya. Inilah sejatinya yang menjadi tolok ukur kelulusan siswa di KMI Gontor.


Ujian Nasional Siswa SMA
Definisi UN yang didapat dari wikipedia yaitu:
Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.


UN 2019 rencananya akan dilaksakan dalam 2 pilihan sistem yakni: Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK) dan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil ( UNKP).

UNBK SMA/MA berlangsung hanya 4 hari dengan deskripsi: Hari pertama Bahasa Indonesia, hari kedua matematika, hari ketiga Bahasa Inggris, dan hari ke 4 pelajaran sesuai jurusan (IPA/IPS/Bahasa/Keagamaan)

Materi ujian disampaikan dengan modifikasi yaitu sebagian besar soal multiple choice dan sebagian kecil essay.

Dalam setiap pelaksanaan media sering memberitakan dengan ditemukan adanya kebocoran soal atau kecurangan dalam pelaksanaan ujian di berbagai daerah, tapi pemerintah, menurut infonya, terus berusaha untuk menghapuskan peluang kecurangan ini atau setidaknya meminimalkan.

Dalam menghadapi ujian yang 4 hari itu, orang tua biasanya memberi tambahan beban belajar dengan mengikutsertakan putra-putrinya dalam lembaga-lembaga Bimbel (Bimbingan Belajar). Dan banyak diakui para orangtua bahwa efek belajar di bimbel lebih besar dari belajar secara resmi dan rutin di bangku sekolah (hehehe mungkin seharusnya tidak usah sekolah ya, tinggal bimbel aja...)

Pengumuman kelulusan adalah akhir dari segalanya dalam proses belajar di kelas. Selanjutnya alumni SMA bisa langsung mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Di banyak sekolah, pengumuman kelulusan ini juga sudah lama terbentuk budaya coret baju, bertamasya beramai-ramai dalam konvoi kendaraan dan ada juga ditandai dengan pesta.

Demikian sekilas info tentang ujian akhir anak-anak setingkat SMA dari dua jenis tipe institusi pendidikan SMA dan Pesantren Modern Darusalam Gontor.

Baca Juga


JIka diperkenankan menyimpulkan, penulis berpendapat, yang mana pendapat ini bisa jadi subjektif atau kurang tepat (silahkan beri penilaian) dengan beberapa poin:

1. Ternyata sekolah itu ada yang berfungsi sebagai institusi pendidikan yang komprehensif (yang mencakup akademis, akhlak dan pembentukan karakter) ada yang dominan sebagai institusi pengajaran (ditandai dengan tuntutan nilai dalam akademis) dan tidak dominan atau kurang dalam pendidikan serta tidak dominan atau minim dalam pembentukan karakter dan pendidikan akhlak

2. Ternyata ada institusi pendidikan yang menjadikan ujian itu sebagai cara untuk belajar yang ditandai bahwa lulus atau tidak lulus bukan suatu akhir proses pendidikan dan ada yang menjadikan belajar itu untuk ujian yang ditandai jika selesai ujian dan lulus maka terputus pula dengan isntitusi

3. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan, penulis percaya masing-masing terus berproses untuk lebih baik

Mudah-mudahan memberi manfaat. Dan sangat terbuka untuk dapat dikoreksi dan diperbaiki (RiM)

Beberapa perbandingan:

Ujian Akhir Gontor Ujian Nasional
Periode Ujian  2 bulan lebih 4 hari
Materi Ujian Lebih dari 30 3 (utama) + jurusan
Buku rujukan Lebih dari 100 kurang dari 20/30
Jenis Ujian Praktek, lisan, tulisan Tulisan
Makalah ada, bhs Arab/Inggris ada/sbgian sklh tdk ada
Jenis Ujian tulis Essay Multiple choice
Media Ujian Manual Manual/Komputer
Penentuan Lulus
  • Akhlak
  • Akademis 
  • Ibadah
  • Life Skill
Nilai/Akademis
Output
  • Mukmin, muslim, muhsin.
  • Komit pada perjuangan.
  • Perekat ummat.
  • Berjiwa guru.
  • Warga negara yang baik.
Kuliah di
Perguruan Tinggi
Pengabdian Ada tidak ada
Syukur Kelulusan Sujud syukur, Sujud syukur
Rekreasi
Pesta
Konvoi 
Kegiatan selesai
Ujian
Menjadi panitia ujian
Menyusun Paper
Economic Study Tour
Care Taker organisasi
Aneka Training

Makalah
Rekreasi

Comments