Korelasi Kualitas Alumni Gontor dengan Survey Prof Stanley, Penulis "The Millionaire Mind"
![]() |
Profesor Thomas J. Stanley |
Kemarin dalam acara debat wakil presiden, sempat disinggung tentang penghapusan UN dan libur Ramadhan sebulan penuh oleh salah satu kandidat. Di salah satu Grup Whatsapp Wali Santri masalah ini ditanggapi dengan berbagai komentar:
"Itu mah Gontor Pisan", "Gontor sudah dari dulu", "Alhamdulillah sistem pendidikan Gontor akan dipakai", "Gontor punya sistem pendidikan terbaik tapi tidak pernah dilirik, mudah-mudahan bisa ditiru", dll komentar.
Hehehe sepertinya tidak sesimpel itu. Mungkin Gontor hanya menjadi bagian inspirasi. Sebagaimana Ustadz Oky pernah menulis, Gontor akan sangat sulit diduplikasi. Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya menduplikasi. Mirip-mirip dikit mungkin bisalah 😁
Tapi kita tidak bicara tentang itu, tapi masih berhubungan dengan itu. Masih dari share WA. Dalam share itu katanya tulisan Prof Agus (Agus yang mana ya? 😁), membuat suatu analisa kesuksesan seseorang dari hasil survey sekian ribu orang sukses di Amerika yang dibuat oleh peneliti Thomas J. Stanley. Sekian ribu responden orang sukses itu sebagian adalah Milionair (bukan jutawan tapi Miliarwan 😁). Karena belum jelas siapa Prof Agus itu, langsung penulis googling siapa itu Thomas J. Stanley.
Thomas J. Stanley (1944 - 28 Februari 2015) adalah seorang penulis Amerika dan ahli teori bisnis. Dia adalah author dan co-author beberapa buku pemenang penghargaan tentang orang kaya Amerika, termasuk buku terlaris New York Times, The Millionaire Next Door dan The Millionaire Mind. Dia menjabat sebagai penasihat kepala untuk Data Points, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan penelitian dan datanya. Dia menerima gelar doktor dalam administrasi bisnis dari University of Georgia. Dia mengabdi di Universitas di Albany, State University of New York. Dia mengajar pemasaran di Universitas Tennessee, Universitas Georgia, dan Universitas Negeri Georgia (di mana dia mendapat gelar Profesor Luar Biasa Omicron Delta Kappa). Tapi beliau wafat tertabrak oleh seorang pengemudi mabuk pada tahun 2015 pada usia 71.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh
Thomas J. Stanley, Ph.D , yang ditulis dalam buku The Millionaire Mind.
Survey dilakukan di Amerika dengan total 1001 responden, dimana 733
responden adalah miliuner. Memiliki IQ yang tinggi/superior menduduki
peringkat 21 sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang.
Bagaimana dengan belajar di sekolah top/favorit? Masuk sekolah top
ternyata masuk peringkat 23 sebagai salah satu faktor penentu
kesuksesan. Lalu, apa saja yang menjadi faktor utama penentu kesuksesan?
Berdasarkan penelitian Thomas J. Stanley, Ph.D, 30 dari 100 faktor penentu kesuksesan berdasarkan urutan pengaruhnya sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian Thomas J. Stanley, Ph.D, 30 dari 100 faktor penentu kesuksesan berdasarkan urutan pengaruhnya sebagai berikut:
- 1. Bersikap jujur kepada semua orang
- 2. Mempunyai disiplin yang baik
- 3. Pintar bergaul
- 4. Mempunyai pasangan hidup yang mendukung
- 5. Bekerja lebih keras daripada orang lain
- 6. Mencintai karier/pekerjaan
- 7. Memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan kuat
- 8. Memiliki semangat/kepribadian yang sangat kompetitif
- 9. Mengatur hidup dengan sangat baik
- 10.Memiliki kemampuan untuk menjual ide/produk
- 11. Melakukan investasi dengan bijaksana
- 12. Melihat peluang yang tidak dilihat oleh orang lain
- 13. Menjadi bos atas diri sendiri
- 14. Berani mengambil resiko keuangan bila memberikan hasil yang baik
- 15. Memiliki mentor yang baik
- 16. Memiliki hasrat untuk menjadi figur yang dihormati
- 17. Membangun usaha sendiri
- 18. Menemukan peluang yang menguntungkan
- 19. Memiliki energi yang besar
- 20. Fisik yang sehat
- 21. Memiliki IQ yang tinggi
- 22. Mengambil spesialisasi
- 23. Masuk sekolah yang top
- 24. Mengabaikan kritik orang yang tidak ada gunanya
- 25. Hidup hemat
- 26. Memiliki iman / spiritual yang kuat
- 27. Beruntung
- 28. Investasi di perusahaan publik
- 29. Memiliki penasihat investasi yang baik
- 30. Lulus dengan nilai terbaik
Ya setuju!! Itu yang menjadi RUH Gontor selama ini (yang nomor 4 tepatnya harapan 😁)
Sebelum memasukkan anak ke Gontor, kamipun senantiasa bertanya kepada siapa pun yang ada koneksi tentang informasi alumninya. Karena alumni adalah barometer. Sebagian besar (bahkan hampir semua) menggambarkan seperti poin-poin diatas. Maka pilihan sekolah anakpun jatuh ke Gontor.
Maka jangan heran, walau di Gontor pengelompokan kelas dominan berdasarkan nilai akademis (paling tinggi kelas B, kemudian abjad berurutan ke bawahnya), tapi keoptimisan, kinerja, etos kerja, kejujuran, kepemimpinan, disiplin, kreatifitas dll atau disingkat dengan soft skill, sudah menjadi ruh bagi semua santri Gontor (tentu tanpa mengeyampingkan kemungkinan adanya miss, karena bagaimanapun masih manusia sebagai operatornya). Maka dimanapun kelasnya tidak menjadi penghalang keoptimisan santri dan wali santri untuk sebuah kesuksesan bagi alumninya.
Tapi setidaknya itu bisa menjadi jawaban mengapa banyak alumni Gontor yang menjadi Ulama/Ustadz besar, banyak yang menjadi Rektor atau guru besar, menjadi diplomat yang unggul, pengusaha yang sukses, pengelola pesantren almuni dangan ribuan santri, bahkan menjadi seorang menteri.
TAPI TETAP, KESUKSESAN BAGI GONTOR ITU BUKAN TENTANG JABATAN, GELAR, KEKAKAYAAN ATAU SEKEDAR URUSAN DUNIAWI, TAPI SEBERAPA BESAR DIA MEMBERI MANFAAT BAGI ORANG LAIN. DAN BEKAL SOFT SKILL DARI GONTOR INSYA ALLAH MEMPERMUDAH IKHTIAR ITU. (RiM)
Comments
Post a Comment