Rubrik Keluarga: Jangan Ungkap Aib Keluarga
Dalam sebuah hubungan keluarga khususnya
hubungan antara suami dan istri, selalu ada kurang dan lebihnya dimata
pasangan masing-masing, baik di mata sang istri maupun suami. Baik
kekurangan maupun kelebihan ini tentu saja tidak akan lepas dari manusia
sebagai makhluk yang memang telah diciptakan dengan segala kekurangan
dan kelebihannya masing-masing. Kekurangan pada pasangan kita, baik pada
suami kita maupun pada istri kita adalah kekurangan kita juga.
Hal ini karena ketika seseorang telah
menikah, maka istri dan suami dengan sendirinya telah menjadi satu
bagian yang utuh. Ketika mereka melakukan hubungan badan, maka sebagian
dari tubuh mereka telah menjadi bagian tubuh dari yang lain. Dengan
demikian sudah tentu wajib hukumnya bagi kita untuk menjaga segala
bentuk kekurangan yang menjadi rahasia pasangan kita.
Sekarang ini sering kali kita temui
betapa obrolan-obrolan vulgar yang menyangkut masalah kekurangan pada
pasangannya ketika melakukan hubungan badan dibuka secara blak-blakan
tanpa rasa malu dan bersalah. Mereka membeberkan masalah hubungan
seksual mereka dengan istri maupun dengan suaminya sambil tertawa-tawa.
Hal seperti ini tidak hanya terjadi pada kaum ibu-ibu (istri-istri),
sekelompok bapak-bapakpun kadang suka melakukan hal tersebut.
“Dari Abu Sa’id al-Kudriy, ia berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya
manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang
laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) de-ngan istrinya, kemudian
membeberkan rahasia (istri)-nya tersebut.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil:
Pada masing-masing pasangan baik suami
maupun istri memiliki kekurangan atau aib yang berkenaan dengan masalah
seksual. Segala bentuk kekurangan dan aib tersebut tentunya merupakan
rahasia besar antara seorang suami dan istri, yang mutlak dijaga dari
pandangan atau pendengaran orang lain.
Menjaga rahasia mengenai aib atau kekurangan pasangan adalah amanah yang diberikan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam kepada seluruh pengikutnya melalui hadits di atas. Maka tidak salah jika Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam memberikan label “manusia yang paling jelek” kepada mereka yang suka
membeberkan rahasia atau aib pasangannya kepada orang lain, karena
mereka telah menghianati pasangannya dan menghianati amanah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam.
Penekanan “manusia yang paling jelek
disisi Alloh subhanahu wa ta'ala” merupakan sebuah peng-HARAM-an terhadap tindakan
pembeberan masalah aib diantara kedua suami dan istri.
Tindakan pembeberan masalah rahasia
keluarga akan menghilangkan rasa saling percaya dan menimbulkan rasa
saling curiga di antara kedua pasangan.
Sebagai bahan tambahan, para ulama telah
mengatakan bahwa “Hanya sekedar menyinggung perihal jima’ (bersetubuh)
hukumnya makruh jika tidak ada keperluannya, dan diperbolehkan jika
memang ada keperluannya”.
Manusia tidak ada yang sempurna. Begitupun dalam keseharian suami istri, pastilah banyak kekurangan disana sini.
Ketika seseorang telah menikah, maka
istri dan suami telah menjadi satu bagian. Mereka bagaikan pakaian bagi
satu sama lain. Dan fungsi utama pakaian adalah menutup aurat. Artinya,
masing-masing suami istri harus berusaha menutupi aib pasangannya, dan
pantang mengungkapkannya kepada orang lain, meski keluarga sendiri.
Manusia penuh dengan kekhilafan,
begitupun sang suami ataupun istri. Sebaik baiknya pasangan kita,
pastilah mempunyai kekurangan, aib, cacat dan cela. Akan lebih baik jika
kita menyimpan rapat rapat semua itu, dan menyibukkan diri ini untuk
memeriksa dan menghitung serta memperbaiki aib kita sendiri.
Rumah yang paling cepat rusak adalah
rumah yang salah seorang dari suami-istri menyebarkan rahasianya,
sering mengeluhkan pasanganya serta mencelanya. Rumah tersebut menjadi
tempat milik semua orang, tidak ada kehormatan sedikit pun di dalam
rumah tersebut. Tidak ada penghargaan bagi kesucian hubungan
suami-istri. Suami atau istri yang melakukan hal tersebut adalah orang
yang sedikit rasa malunya, dan lemah imannya. Maka tak ada cela bagi
teman hidupnya apabila berpisah darinya dan tidak kembali lagi
kepadanya.
Telah disebutkan diatas bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wassalam mensifati orang-orang yang menyebarkan rahasia rumah tangga, mereka itulah orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Alloh subhanahu wa ta'ala
pada hari kiamat. Apabila perkara yang disebarluaskan tersebut
berkaitan dengan hubungan khusus yang terjadi antara suami-istri, maka
hal ini lebih besar lagi keburukannya.
Nabi shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya seburuk-buruk manusia kedudukannya di sisi Alloh subhanahu wa ta'ala pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang menuaikan hajatnya kepada seorang wanita (istrinya) dan ia menunaikan hajatnya kepada laki-laki tersebut (suaminya) kemudian laki-laki tersebut menyebarkan rahasianya.” (HR. Muslim)
Sungguh sebagian pasangan suami istri
yang telah menikah terus menerus meng-ulangngulang keluhan terhadap
suaminya, baik karena satu sebab ataupun tanpa sebab, serta menuduhnya
mengurangi haknya secara syar’i, dan hal lainnya. Tidak ada hari yang
berlalu kecuali ia mencari pendengar baru agar ia dapat menjelaskan
kepadanya kekurangan pasangannya masing-masing.
Sesungguhnya Alloh subhanahu wa ta'ala sangat membenci hal ini. Terutama kepada istri yang senantiasa mencela suami dan tidak bersyukur atas suaminya.
Rasululloh shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
“Alloh tidak melihat kepada wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya sementara ia membutuhkannya.” (HR. Baihaqi)
Dalam sabdanya yang lain:
“Aku menengok ke dalam neraka, di-mana aku lihat kebanyakan penduduknya adalah wanita, mereka berbuat ingkar ke-pada salah seorang di antara mereka se-panjang masa, kemudian ia melihat satu kesalahan saja darimu, maka ia berkata, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.” (HR. Bukhari)
Dari dua hadits diatas maka jelaslah
bahwa mengumbar aib kelurga adalah salah satu perbuatan tercela.
Pelakunya tentu tidak akan mendapatkan kebaikan sedikitpun dari Alloh subhanahu wa ta'ala, baik di dunia maupun di akhirat.
Di Dunia jelas efeknya akan sangat
terasa, hubungan rumah tangga yang tidak harmonis, KDRT bahkan bisa
menuju perceraian. Di Akhirat lebih-lebih lagi, tentunya perbuatan itu
termasuk dosa yang Alloh subhanahu wa ta'ala sangat tidak menyukai hal itu. Lantas, apakah kita masih berharap keberkahan dari Alloh subhanahu wa ta'ala ?
Dari beberapa poin di atas, kesimpulan utama yang dapat diambil adalah “HARAM hukumnya membeberkan aib atau kekurangan pasangannya tanpa ada keperluan yang dibenarkan”. [Red-HASMI]
.:: Wallahu Ta’ala ‘Alam ::.
Comments
Post a Comment