Kisah Haru Orang Tua yang Sukses Kuliahkan Anak , Semoga Bisa Jadi Inspirasi
Siapa sangka, orang tua yang serba terbatas bisa menyekolahkan anaknya hingga jadi sarjana. Tapi itulah yang terjadi pada keluarga Mugiyono, seorang bapak di Kendal.
Pria paruh baya ini pusing tujuh keliling harus menghidupi keluarganya sebagai petugas jaga malam di PT Kayu Lapis Kaliwungu. Melihat anaknya, Raeni, bisa masuk SMA saja sudah senang bukan kepalang.
Apalagi saat Raeni dibolehkan masuk Universitas Negeri Semarang dengan status penerima beasiswa. Mugiyono gak keluar duit sepeser pun.
Tapi masalah datang. Untuk menunjang perkuliahan di jurusan akuntansi, Raeni memerlukan laptop. Mustahil memang rasanya seorang mahasiswa akuntansi belajar tanpa laptop.
Masak, hitung-hitungan pakai coret-coretan kertas? Kalau pada zaman dulu, bisa.
Selain itu, Raeni memerlukan biaya hidup karena kuliah di Semarang. Tentunya upah dari pekerjaan jaga malam gak mencukupi.
Untungnya, Mugiyono menemukan solusi. Dia sukses mendapat pinjaman uang dari saudara jauhnya. Tapi, itu artinya muncul masalah lain: utang itu harus dicicil sampai lunas.
Setelah berpikir panjang, akhirnya dia memutuskan pensiun dini. Harapannya, pesangon bisa dipakai untuk melunasi laptop dan membayar biaya hidup Raeni.
Untuk menjaga dapur tetap mengepul, Mugiyono beralih menjadi sopir becak. Namun, sebelum memutuskan jadi sopir angkutan tradisional itu, dia tanya dulu ke Raeni. “Kamu malu kalau Bapak jadi tukang becak?”
Raeni menjawab tegas, “Tidak.” Dia justru mengungkapkan rasa bangganya lantaran sang ayah mampu berjuang sekuat tenaga demi masa depannya.
Perjuangan sang ayah gak sia-sia. Dia sempat menjalani kerja siang-malam karena upah dari mengayuh becak gak seberapa. Saat siang jadi abang becak, ketika malam dia menjaga sebuah sekolah.
Akhirnya, perjuangan Mugiyono itu terbayarkan. Raeni sukses lulus dengan predikat cumlaude, bahkan mendapat beasiswa lagi untuk kuliah S-2 di Inggris.
Ayah mana yang gak bangga anaknya bisa mencapai prestasi itu? Apalagi mengingat bahwa kondisi ekonominya di bawah rata-rata.
Comments
Post a Comment